(masyarakat perkotaan dan pedesaan)
Masyarakat kota-kota besar di Indonesia pada umumnya merasa tidak nyaman beraktivitas dan menetap di tempat tinggalnya. Hal itu terungkap dalam Indeks Survei Tingkat Kenyamanan Kota (Indonesia Most Liveable City Index) yang dirilis, Rabu (16/12), oleh lembaga profesi Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia.
Indeks yang diperoleh dari riset persepsi 1.200 orang yang tersebar di 12 kota besar itu memperlihatkan betapa aspek penataan kota, kebersihan dan pencemaran lingkungan, ketersediaan fasilitas orang cacat dianggap hal yang paling menyebabkan ketidaknyamanan tersebut.
Adalah Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Banjarmasin, Pontianak, Palangkaraya, Makassar, Manado dan Jayapura yang masuk kategori 12 kota yang diteliti. Sementara aspek-aspeknya meliputi fisik kota, kualitas lingkungan, transportasi, aksesibilitas, fasilitas umum, fasilitas sosial, utilitas, ekonomi, dan sosial.
Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) Bernadus Djonoputro mengatakan, penataan ruang mempresentasikan keteraturan fisik, arah orientasi ruang, tata guna lahan dan keberpihakan kepada publik. "Persepsi masyarakat atas aspek-aspek tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah dan stakeholder untuk mendorong perbaikan dalam penyelenggaraan kota," ucap Bernadus.
Lantaran itulah, imbuh Bernadus, indeks persepsi kenyamanan ini akan dirilis setiap tahun. Diharapkan, pengamatan langsung dari masyarakat akan menjadi dasar yang kuat dalam merumuskan kebijakan tata kota ke depan. Terlebih, untuk tahun ini saja, delapan dari 12 kota besar di bawah rata-rata indeks kenyamanan.
Yang menarik, selain Jakarta, Bandung merupakan kota yang tidak nyaman. Yakni, dengan aspek penataan kota, kebersihan lingkungan, ketersediaan fasilitas untuk orang cacat, pencemaran lingkungan dan keterbatasan ruang terbuka hijau atau RTH. Sementara Jakarta berkutat dengan aspek kualitas angkutan publik, penataan kota dan ketersediaan lapangan pekerjaan.
Sementara Yogyakarta didaulat sebagai kota yang memiliki persepsi kenyamanan paling tinggi. Aspek kultural yang lekat di berbagai sendi kehidupan membuat Kota Pelajar ini mendapat predikat tersebut.
Namun untuk urusan penataan kota terbaik, Palangkaraya menjadi yang terdepan. Sekalipun jauh dari ukuran ideal, kota ini memiliki kondisi penataan kota yang cukup baik dengan kapasitas akomodasi yang proporsional dengan pertumbuhan penduduknya.(ANS)
source : http://gayahidup.liputan6.com/berita/200912/254994/Survei.Buktikan.Warga.Perkotaan.Hidup.Tak.Nyaman
SOLUSI:
Sekalipun jauh dari ukuran ideal, desa memiliki kondisi penataan yang cukup baik dengan kapasitas akomodasi yang proporsional dengan pertumbuhan penduduknya.(ANS)
source : http://gayahidup.liputan6.com/berita/200912/254994/Survei.Buktikan.Warga.Perkotaan.Hidup.Tak.Nyaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar